Hai lama sekali tidak menulis blog, sejak 2016 lalu ternyata. Saat ini usiaku sudah 31 tahun,
waktu sudah banyak berlalu, tapi belum banyak yang berubah dari diriku. Tapi ada yang ingin aku ubah,
aku tak ingin lagi terus bersedih jika ada sesuatu yang membuatku sedih, aku ingin lebih berani untuk menghadapi semua hal yang ada di hadapanku, agar tak menyesal karna melewatkan kesempatan. Lalu aku juga akan terus mempelajari hal baru yang belum aku tau, aku ingin jadi orang yang lebih semangat dan positif vibes. Aku percaya jika kita yakin akan apa yang kita inginkan, Allah dan semesta pasti akan mengabulkan semuanya, tentunya ada usaha juga dong.
oke sedikit dulu cerita hari ini next aku akan tulis lagi ceritaku ❤
CATATAN KECIL
hanya ingin menulis apa yang ada di pikiranku...
Jumat, 12 Januari 2024
Percaya
Senin, 06 Juni 2016
The Reason
Apakah
kau tahu, cita-citaku berubah saat aku mulai menyukaimu. Saat ini yang ingin
aku wujudkan adalah menjadi bagian dari hidupmu, bersamamu, mendampingimu.
Betapa kau sangat aku butuhkan saat ini, kau tak perlu tahu sedalam apa
perasaanku. Setiap hari aku selalu berharap kita dapat melukis hidup bersama,
menjalani mimpi kita.
Kau
pernah berkata bahwa aku yang terakhir, semoga memang benar. Meskipun nyatanya
kau orang pertama menyentuh hatiku dengan tulus, memberikan perasaan yang belum
pernah ku tau sebelumnya, tak masalah terakhir atau pertama. Aku tetap
memilihmu dan aku bahagia.
Saat
ini aku ingin kau selalu mendukungku, kau harus meyakinkanku bahwa semuanya
akan baik-baik saja, bahwa semuanya dapat aku lewati. Kau harus membantuku supaya
tak takut untuk pindah, meskipun semuanya memang harus ada usaha dari diriku
sendiri. Berkali-kali aku meyakinkan orang tuaku jika ini adalah keputusanku, tak
ada kaitannya denganmu, namun tanpa kusadari ternyata dalam hati terselip
keinginan untuk dapat lebih sering dekat denganmu. Apakah ini keinginan
terselubung? Resign, semoga ini keputusan yang tepat.
Tak
ada kata terlanjur sayang, aku benar- benar dengan perasaanku, semoga kau pun
begitu. Aku bilang cinta kau setiap hari, bukan sugesti, itu karena memang aku
mencintaimu. Aku tau, cinta tak lantas di balas juga dengan cinta, namun
bolehkan aku memintamu untuk mencintaiku juga? Tulisanku ini kubuat sambil
berderai air mata, entah kenapa mataku berair. Antara perasaan yang dalam,
ketakutanku, dan ketidakpastian yang aku rasakan. Keraguanku tentang apakah kau
akan mencintaiku seperti saat kau merasa paling mencintaiku?
Aku
ingin kau menjadi alasanku untuk tetap tersenyum, aku ingin kau membantuku
menjadi lebih baik. Aku ingin kau mengingatkanku dan menyemangatiku tentang
keinginan yang belum ku capai, aku ingin kau ada. Kau ada saat aku butuh
seseorang untuk menguatkanku, tetaplah jadi pendengarku. Aku ingin bahumu selalu ada untukku
bersandar, aku ingin pelukmu dapat menenangkanku. Aku banyak maunya, maaf J
Selasa, 05 April 2016
Happy 4-Mensiversary
Dear Kak,
Aku hanya bisa mengucapkan terima
kasih, atas semua limpahan perasaan yang kamu berikan. Kamu membuatku merasa
bahwa di dunia ini masih ada keindahan. Masih ada yang harus aku rasakan supaya
merasa bahagia. Dan aku lihat pandanganku tentang hidup tak sama lagi setelah
ada kamu. Semuanya jadi lebih berarti.
Kak, taukah kamu? aku tersipu saat kamu menyatakan
cinta malam itu. Mungkin salah satu kejadian yang harus ada dalam fase hidupku
adalah bertemu kamu. Dari awal memang aku sudah berpikir positif, mungkin
memang kita dapat berjodoh. Kau baik hati mau mengantarku kembali ke tempat
kerja, padahal kita belum terlalu akrab. Terima kasih kak.
Kak, taukah kamu ? aku merasa senang saat kamu
mengajakku ke rumah salah satu temanmu. Kamu mengenalkanku padanya. Artinya
kamu tak hanya menyimpan aku dalam hatimu, bahkan orang lain berhak tau kalau
aku adalah orang yang mungkin kamu sayangi.
Kak, taukah kamu? Aku terharu
saat kamu menungguku di rumah sakit. Kamu langsung mengiyakan saat ku minta
menemaniku, kamu datang malam itu. Meskipun saat itu ada laporan yang harus
kamu kerjakan. Bahkan kamu membawanya ke rumah sakit. Demi aku dan supaya
pekerjaan juga selesai. Aku tau kamu tak tidur semalaman, kamu membelai
wajahku, merapikan rambutku dan menolongku mengambil minum saat haus. Bahkan kamu mengecup keningku, rasanya
seperti kamu sangat sayang padaku saat itu.
Kak bahkan tindakan kecilmu tak
dapat ku lupakan begitu saja, bagaimana kamu selalu mengingatkanku jangan lupa
minum obat, makan dan istirahat. Kamu juga membawakan obat tradisional demi sembuhnya
sakit maagku yang lumayan parah. Kak tapi ternyata rasanya tidak enak, jadi tak
ku habiskan. Maaf ya kak
Hari berikutnya, kamu juga
membawaku ke rumahmu. Ada orang tuamu yang menyambutku dengan reaksi yang tak
terduga. Ibumu bilang bahwa sebaiknya nanti kerja yang dekat saja karena aku
akan tinggal di sana. Ibumu bertanya rumahku, kapan lulus dan kapan mulai
bekerja. Kemudian bapak mu juga datang, beliau tersenyum saat melihatku dan
heyy dia menyebutku calon menantu, aku jadi malu. Hehe tapi kak kenapa mereka
tak menanyakan namaku? Mungkin kamu telah menceritakan sedikit tentangku ke
mereka ya? Kamu juga bilang bahwa kamu bahagia kita dapat bertemu dan sedekat
ini, Terima kasih kak, aku juga bahagia.
Akhirnya aku harus kembali lagi
bekerja, kamu mengantarkanku lagi. Aku
ingat kamu mengenggam tanganku, genggaman yang seolah tak mau lepas. Kamu
seperti menyampaikan pesan “ don’t be
afraid, I’m here with U” jangan takut
karena aku selalu ada di sini. Itu yang ku pikirkan tentang arti genggaman
tanganmu. Dan bahumu terasa nyaman sekali untukku bersandar, aku akan bersyukur
jika memang kamu adalah teman hidupku selamanya. Tak perlu ku cari lagi kak,
aku juga lelah sendiri.
Kak meskipun kita jauh, aku
berharap kita selalu merasa dekat. Seperti aku yang merasa kamu juga ada di
sini, perhatianmu segalanya tentang kamu selalu ada dalam pikiranku. Kak ku
harap waktu tak akan lama lagi mengiyakan kita untuk bersama, aku tau kamu sedang berjuang demi
hidup yang lebih baik, maafkan aku yang sering mengeluh. Aku harap Tuhan
mengijinkan kita bisa terus bersama, menjalani sisa hidup menciptakan bahagia
kita selamanya. Aamiin
Love You Always,
ALVI :)
Selasa, 19 Januari 2016
Sebelumnya....
Akhirnya dia pergi lagi, aku tak tau jam berapa dia pulang.
Mungkin sudah larut, kapan dapat bertemu dia lagi? Mengapa dia tak tinggal saja
di sini? Mendadak semangatku hilang saat tau sepatunya sudah tidak ada lagi di
rak, ah dia pasti sudah pulang. Entah mengapa hadirnya mampu membuatku lebih
ceria, aku jadi ingin cepat pulang jika sudah sore. Aku ingin melihat wajahnya
lagi, dia seperti memberikan atmosfir baru dalam hidupku. Senyumnya tak bisa ku
lupa meskipun hanya sesekali dia tersenyum padaku. Dia tak sadar bahwa ada
seseorang yang begitu ingin melihatnya sepanjang hari, pagi, siang, malam tak
masalah jika ada dia. Seakan beban kerjaku lenyap ketika aku sudah melihatnya.
Mengapa aku begitu menyukainya, aku pun tak tau. Kadang aku berkhayal, seandainya
dapat main gitar dan menyanyi bersamanya. Hanya karena kemarin malam aku dengar
dia memainkan gitar, atau aku inginkan lagi saat dia berjalan di sampingku
waktu itu. Makan dan minum bersama, mengendarai mobil yang sama dan menyanyikan
lagu bersama. Kapan itu akan terulang lagi ?
TELEPON (Mr. Sebastian)
Jika memang kau di takdirkan
untukku, maka ijinkanlah aku perbaiki diriku dulu sebelum bertemu denganmu.
Apakah kau tahu jika sekarang kau tiba-tiba sering terlintas dalam pikiranku.
Apalagi jika aku sendiri dan tak sibuk. Aku membayangkan bagaimana kelanjutan
perkenalan kita saat kita sudah bertemu nanti. Apakah kau masih akan menemuiku
atau malah melupakanku. Apakah kau merasa senang atau malah menyesal telah
menghabiskan pulsa untuk beribu-ribu detik
berbicara denganku setiap malam. Sebenarnya aku pun tak tahu, kenapa aku
mau mengangkat telponmu. Aku hanya merasa tak baik jika mengabaikan seseorang.
Kau juga sangat terbuka, bagaimana kau bisa menceritakan semua hal kepadaku?
Pekerjaan, keluarga, bahkan kegiatanmu kau ceritakan kepadaku.
Jujur saja, aku tak begitu
menyukai suaramu jika di telepon. Rasanya orangnya terlalu asing, ya walaupun
memang belum tahu. Minggu lalu kau masih jarang menelponku, hanya saat malam
jika kau tak sibuk. Malam minggu misalnya, tapi di bulan November ini kita terlalu
banyak bicara. Hingga aku bingung tak tahu apalagi yang ingin aku katakan.
Meskipun kau selalu menceritakan semua
hal kepadaku, tak banyak cerita ku yang dapat kau dengar. Ku akui memang aku
tak banyak bicara, apalagi menceritakan masalahku kepada orang asing yang tak
pernah ku temui. Tapi apakah kau merasakan juga jika hubungan kita berbeda?
Senin, 02 Maret 2015
Bersyukur Kepada Allah
Beberapa bulan di sini, aku seperti jauh dari semuanya. Jauh dari ibu, dari adek juga jauh dari kucingku. Meskipun kota ini ramai, tapi tak akan berarti jika kamu hanya sendirian. Hampir setiap hari, pertanyaan yang sama melintas di otakku " apakah keputusan yang ku ambil saat itu sudah benar, jika benar mengapa aku seperti ini? kenapa tak bahagia?".
Mungkin sebenarnya ini adalah masalah klasik, manusia memang tak pernah puas. Saat kamu telah mendapatkan suatu hal, pasti kamu minta lebih dan takkan pernah cukup. Jika di lihat lagi, semuanya sudah cukup nyaman di sini. Hanya jauh dari keluarga saja, Tapi aku tak berkembang, nyatanya setiap hari rutinitas yang ku jalani selalu sama, membosankan.
Dari pagi hingga malam, dari senin sampai senin lagi, semuanya monoton. Tak ada yang mampu membuatku merasa terhibur dari penat ini. Jika pagi datang, aku ingin cepat-cepat bertemu malam. Malam susah tidur, saat baru terlelap tau-tau sudah pagi lagi. Ahh aku selalu bosan dengan semua ini. Berulang kali aku coba menerapkan hidup sehat, tidak begadang, makan yang sehat dan bangun pagi. Itu hanya berhasil beberapa hari, dan akhirnya aku kembali lagi seperti ini.
Kadang aku merasa seperti Zombie, tak punya semangat berjuang untuk hidup, mungkin ini adalah akibat dari kurangnya mendengarkan tausiah. Dulu, setiap seminggu sekali aku mengikuti kajian. Dimana secara tidak langsung memberiku motivasi agar tak menyia-nyiakan hidup dan supaya rajin beribadah kepada Tuhan, Jadi aku tidak terlena, dan nyaman sekali berada di tengah-tengah jiwa yang damai, tentram dan lemah lembut. Mereka tak pernah berkata kasar, mereka selalu mengingatkan tentang kebaikan, dan mereka selalu tersenyum. Tidak seperti di sini. Semua orang bertindak semaunya, tidak sabaran, gampang marah, selalu sibuk tapi lupa ibadah, dan banyak lagi sifat yang tidak menyenangkan lainnya,
Beberapa hal kecil kadang memberiku semangat untuk melanjutkan hidup, misalnya saat perjalannan ke tempat kerja. Di situ banyak orang-orang yang dengan semangat tinggi tetap berjuang menhidupkan hidup. Ada tukang sayur, Tukang bubur ayam, Tukang buah dan banayk lagi tukang lainnya yang semua dagangannya di dorong. Kadang malah membuat macet dan dimarahi banyak orang, tapi besoknya mereka jualan lagi padahal pikulannya berat.
Lalu apa lagi yang aku keluhkan, mungkin jika ingin hidupku lebih berwarna, aku harus melakukan banyak hal positif. Pasti semua itu mendorong perilaku baik juga, dan akhirnya hidupku jadi baik. Poin pentingnya, hidup harus di syukuri, Tuhan sudah memberikan kesempatan untuk berada di dunia. Kita harus berusaha bersikap yang baik supaya banyak mendapat hal baik juga. Bicara mengenai timbal balik dengan Tuhan, Pasti kita tak pernah rugi, Tuhan selalu memberikan yang lebih banyak kepada kita.
Jadi aku berharap, malam ini adalah malam terakhirku untuk mengeluhkan ketidakadilan hidup, berhenti menyalahkan keadaan yang tidaksesuai keinginan. Mungkin semua itu dapat terjadi tergantung bagaimana cara kita bersikap dan menghadapinya.
Kamis, 16 Oktober 2014
Aku Hanya Merindukannya...
Malam
itu aku hanya dapat melihat punggungnya dari jauh, yah ternyata sejak hari itu
dia tak pernah mengijinknku untuk menatapnya lagi. Sesaat kupikir ini hanya
lelucon, tak mungkin aku merindukannya dia hanya singgah sebentar disini.
Tetapi semakin hari berganti, wajahnya yang sempat kusimpan dalam memori otak
semakin jelas, semakin jelas bahwa aku merindukannya. Dulu ku kira senyumnya
tak begitu menarik, nyatanya senyumnya terlihat indah saat ini, saat dia telah
bersama yang lain.
Dia
tak pernah tau, terkadang aku menghabiskan malamku hanya untuk memikirkannya,
mengingat kembali episode-episode ketika dia datang menjadi cameo dalam
dramaku. Kehadirannya membekas, membuat drama yang kujalani hidup. Dia, aku
merasakan kegelisahanku menguap saat aku melihatnya, aku merasa di tempat
terindah saat senyumnya mengembang, dan lagi-lagi aku merasa bahwa alasanku
untuk berada di alam fana ini salah satunya adalah mengenalnya.
Tapi
aku memang pecundang, membiarkannya lepas dari pandanganku, membiarkan dia
berkelana lagi. Aku tak menanyakan apakah aku bisa berjalan disamping
menemaninya. Aku tak pernah berani, mungkin kelelahannya membuat bosan dan
hijrah dari sini, aku tak pernah tau. Hatiku yang menginginkan dia, hanya
ingin tetap melihat senyumnya sepanjang hari.
Malam
cepat berlalu, aku semakin tak punya waktu untuk menata ulang kehidupanku yang
kacau. Tak ku sadari dia telah berlalu begitu jauh dari sini. Mengapai mimpi
lainnya yang tak akan ku lihat lagi, mencari sebuah arti hidup tanpa dapat
terdeteksi olehku. Dia hilang-_-
Mengintipnya
dari sosial media yang masih terjalin dengannya tak banyak mengurangi
kerinduanku, dia jarang muncul. Aku hanya merindukannya, aku ingin melihatnya
tersenyum lagi untukku. Kapan? Sedangkan sekarang mungkin dia sama sekali tak
ingat padaku, menguburku dalam-dalam sebagai mimpi buruk yang pernah dia temui,
sedang aku rindu......
Langganan:
Postingan (Atom)