Kamis, 22 Agustus 2013

Persamaan Diferensial

Ini ceritaku saat pembagian hasil ujian mata kuliah persamaan diferensial. Jadi hari itu adalah hari rabu, aku kira hari itu bakal jadi hari yang menakutkan. Karena ada dua mata kuliah yang di ujikan dan aku benar-benar tidak menguasainya. Aku berangkat dari rumah agak pagi, yah persiapan hmm bukan untuk belajar dulu sebelum ujian dimulai. Tapi cari tempat duduk yang strategis, yah biar ujiannya lancar. Setidaknya ada yang bisa aku tanya kalau aku kebingungan nanti.. hehehe (agak licik).
Akhirnya aku masih dapat tempat duduk yang lumayan menguntungkan, dekat dengan Ratu yang pintar. Alhamdulillah  setelah duduk, aku mulai membuka buku struktur aljabar yang sama sekali tak bisa ku pahami. Teorema yang ada di sana, terutama bab subgrup hingga subgrup normal tak mudah untuk di mengerti pembuktiannya, seperti aku, walau tau jelas-jelas aku menyukai dirinya, tapi aku tak bisa membuktikannya bahkan untuk sekedar menyampaikan perasaanku saja tak berani.(payah)
Ana  yang ada disampingku menanyakan tentang materi yang dia sampaikan. Loh... mana aku tau Na? Ini kan yang jelasin juga kelompok kamu.. hihihi aku ngeles aja padahal enmang beneran gak tau. Kemudian ada Tama , dia ada disebelah ana. Heh... Al nanti wahyu suruh duduk depanmu yah.. oke deh jawabku.
Tak lama kemudian kelas sudah penuh dan pak dosen pun memasuki ruang ujian. Wah-wah tak ada waktu untuk buka buku lagi nih pikirku. Tiba-tiba bapak dosen mengatakan bahwa yang ujian adalah kelompok yang ganjil terlebih dahulu, wah muka anak-anak yang kebetulan berada di kelompok genap langsung sumringah. Aku masuk di kelompok ganjil jadi yah ujian duluan.
Kami hanya di beri waktu 30 menit, mungkin cukup leluasa bagi mereka yang mengetahui pembuktian soal struktur aljabar yang ditanyakan. Yaah akhirnya aku membuka buku catatanku, sepertinya kau mengerjakan sesuai yang ada disoal. Wah tapi Ratu bilang jawabanku berbeda dengan miliknya. Karena waktu sudah habis, tak ada kesempatan untuk memperbaiki lagi, ya sudahlah mudah-mudahan ada yang benar jawabanku (bilang aamiin )
Waktu habis, kami kelompok ganjil harus keluar. Masuklah kelompok genap, sementara kelompok genap mengerjakan ujian, aku duduk-duduk di dekat tangga. Banyak teman-temanku yang mempelajari kembali soal persamaan diferensial yang sudah di ujikan minggu lalu, mereka mencatatnya kembali di kertas. Aku diam saja.
Kelas A sudah selesai mengerjakan ujiannya, beberapa anak dari kelasku masuk di ruang ujian persamaan diferensial. Ternyata mereka mengulang. Akhirnya dosen maku ini sebut saja pak No, memperlihatkan nilai-nilai hasil ujian minggu lalu. Aku ikut melihat daftarnya dan melihat namaku disana ada tanda titik merah yang artinya tidak harus mengikuti perbaikan lagi. Yeah alhamdulillah.. aku bersyukur ternyata aku tak perlu mengulang ujian lagi.
Aku melihat nilai yang tercantum disana, ternyata nilaiku 9, wah dan aku melihat nama Ratu yang ada di atas namaku saat di daftar nilainya juga 9. Ada Rista dan Mala juga mendapatkan nilai yang sama 9. Aku kira nialai kami sama karena memang kami kerjasama waktu ujian kemarin, jadi saat Gita masuk dan menanyakan nilainya aku jawab bahwa dia tak perlu perbaikan karna dapet nilai 9 juga.
Ternyata aku salah, Gita nilainya 8, nilaiku lebih tinggi dari nilai Gita padahal aku nyontek dia. Bukan hanya satu nomor, tapi semuanya. Jika di lihat pasti jawabanku identik dengan jawaban Gita, tapi entah kenapa kok aku yang lebih tinggi nilainya. Selain Gita, ada Eka juga tempatku untuk mencontek yang ternyata nilainya juga 8. Wah-wah aku jadi gak enak hati, aku sama sekali enggak ngerti, tapi malah aku dapat nilai yang bagus.
Ini dilema, seandainya minggu lalu aku mengerjakan sendiri ujian ini pasti aku tidak akan mendapat nilai bagus. Seharusnya dapat nilai bagus itu seneng. Tapi kalau jadi begini, gak ada bangganya sama sekali. Gita bilang kalau Eka agak kecewa,” inilah akibatnya kalau hasil kita dicontek, mereka yang dapat nilai lebih tinggi. Pokoknya besok gak ada yang namanya nyontek lagi” eka mengatakan seperti itu pada Gita.
Aku minta maaf kepada Gita, dia sih katanya fine-fine aja. tapi dia bilang kalau eka bener-bener engaak mau kerjasama lagi. “ yaiya sih ta, kalo aku jadi Eka pasti kecewa juga. Secara yang ngerjain semua soal kan dia. Ee aku yang nyontek malah nilainya lebih tinggi.”
Seminggu lalu sebelum ujian mata kuliah ini, mereka belajar bersama. Lagi-lagi aku tak ikut. Yah aku malah pergi dengan  Rista, cari baju dari butik ke butik. Yang buat aku gak enak hati, hmm posisinya aku hanya mencontek dan gak ikut belajar bareng. Yah aku Cuma berharap semoga saja mereka cepat melupakan hal ini. Dan untuk UAS yang akan datang aku harus berusaha sendiri. Karena sapa yang mau nyontekin lagi, kalo akhirnya begini. Oke deh semangat buat belajar ^______^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar