Malam
itu aku hanya dapat melihat punggungnya dari jauh, yah ternyata sejak hari itu
dia tak pernah mengijinknku untuk menatapnya lagi. Sesaat kupikir ini hanya
lelucon, tak mungkin aku merindukannya dia hanya singgah sebentar disini.
Tetapi semakin hari berganti, wajahnya yang sempat kusimpan dalam memori otak
semakin jelas, semakin jelas bahwa aku merindukannya. Dulu ku kira senyumnya
tak begitu menarik, nyatanya senyumnya terlihat indah saat ini, saat dia telah
bersama yang lain.
Dia
tak pernah tau, terkadang aku menghabiskan malamku hanya untuk memikirkannya,
mengingat kembali episode-episode ketika dia datang menjadi cameo dalam
dramaku. Kehadirannya membekas, membuat drama yang kujalani hidup. Dia, aku
merasakan kegelisahanku menguap saat aku melihatnya, aku merasa di tempat
terindah saat senyumnya mengembang, dan lagi-lagi aku merasa bahwa alasanku
untuk berada di alam fana ini salah satunya adalah mengenalnya.
Tapi
aku memang pecundang, membiarkannya lepas dari pandanganku, membiarkan dia
berkelana lagi. Aku tak menanyakan apakah aku bisa berjalan disamping
menemaninya. Aku tak pernah berani, mungkin kelelahannya membuat bosan dan
hijrah dari sini, aku tak pernah tau. Hatiku yang menginginkan dia, hanya
ingin tetap melihat senyumnya sepanjang hari.
Malam
cepat berlalu, aku semakin tak punya waktu untuk menata ulang kehidupanku yang
kacau. Tak ku sadari dia telah berlalu begitu jauh dari sini. Mengapai mimpi
lainnya yang tak akan ku lihat lagi, mencari sebuah arti hidup tanpa dapat
terdeteksi olehku. Dia hilang-_-
Mengintipnya
dari sosial media yang masih terjalin dengannya tak banyak mengurangi
kerinduanku, dia jarang muncul. Aku hanya merindukannya, aku ingin melihatnya
tersenyum lagi untukku. Kapan? Sedangkan sekarang mungkin dia sama sekali tak
ingat padaku, menguburku dalam-dalam sebagai mimpi buruk yang pernah dia temui,
sedang aku rindu......