Kamis, 16 Oktober 2014

Aku Hanya Merindukannya...



Malam itu aku hanya dapat melihat punggungnya dari jauh, yah ternyata sejak hari itu dia tak pernah mengijinknku untuk menatapnya lagi. Sesaat kupikir ini hanya lelucon, tak mungkin aku merindukannya dia hanya singgah sebentar disini. Tetapi semakin hari berganti, wajahnya yang sempat kusimpan dalam memori otak semakin jelas, semakin jelas bahwa aku merindukannya. Dulu ku kira senyumnya tak begitu menarik, nyatanya senyumnya terlihat indah saat ini, saat dia telah bersama yang lain.
Dia tak pernah tau, terkadang aku menghabiskan malamku hanya untuk memikirkannya, mengingat kembali episode-episode ketika dia datang menjadi cameo dalam dramaku. Kehadirannya membekas, membuat drama yang kujalani hidup. Dia, aku merasakan kegelisahanku menguap saat aku melihatnya, aku merasa di tempat terindah saat senyumnya mengembang, dan lagi-lagi aku merasa bahwa alasanku untuk berada di alam fana ini salah satunya adalah mengenalnya.
Tapi aku memang pecundang, membiarkannya lepas dari pandanganku, membiarkan dia berkelana lagi. Aku tak menanyakan apakah aku bisa berjalan disamping menemaninya. Aku tak pernah berani, mungkin kelelahannya membuat bosan dan hijrah dari sini, aku tak pernah tau. Hatiku yang menginginkan dia, hanya ingin tetap melihat senyumnya sepanjang hari.
Malam cepat berlalu, aku semakin tak punya waktu untuk menata ulang kehidupanku yang kacau. Tak ku sadari dia telah berlalu begitu jauh dari sini. Mengapai mimpi lainnya yang tak akan ku lihat lagi, mencari sebuah arti hidup tanpa dapat terdeteksi olehku. Dia hilang-_-
Mengintipnya dari sosial media yang masih terjalin dengannya tak banyak mengurangi kerinduanku, dia jarang muncul. Aku hanya merindukannya, aku ingin melihatnya tersenyum lagi untukku. Kapan? Sedangkan sekarang mungkin dia sama sekali tak ingat padaku, menguburku dalam-dalam sebagai mimpi buruk yang pernah dia temui, sedang aku rindu......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar